Menurut pepatah: Jika mau menangkap kupu-kupu jangan dikejar, sebab akan sulit utuk mendapatkannya. Semakin dikejar akan semakin jauh terbang, alih-alih dapat menangkapnya yang terjadi malah kita akan kelelahan.
Supaya kupu-kupu mudah ditangkap, tanamlah pohon yang beragam. Jika pohon yang beragam itu sudah berbunga dengan keberagamannya, kupu-kupu akan datang dengan sendirinya sehingga mudah ditangkap. Tidak hanya kupu-kupu yang akan datang ketika pohon berbunga, kumbang dan lebah bunga pun akan singgah.
Al-falah atau kebahagiaan ibarat kupu-kupu, semakin dikejar akan semakin menjauh, oleh karena itu untuk memperolehnya itu cukup dengan menanam kebaikan, seperti menanam pohon yang beragam untuk menghadirkan kupu-kupu.
Kebahagiaan akan hadir dan tumbuh pada kehidupan yang baik.

Menurut Al-Quran setidaknya ada 2 kebajikan yang dapat mengundang
kehidupan yang baik yaitu IMAN dan AMAL SHOLEH. Jika iman tertanam dalam hati, dan amal sholeh terimplementasi dalam kehidupan, dapat dipastikan kebahagiaan akan hadir dalam kehidupan.
Hal tersebut ditegaskan oleh Allah SWT. dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat 97 :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُو
Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan iman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Iman dapat membangun cara pandang seseorang terhadap dunia, orang beriman akan senantiasa melihat kehidupan dari sisi positif, apapun yang menimpa dirinya dipahami sebagai sesuatu yang pasti mengandung kebaikan.
Oleh karena itu ia akan bersabar ketika mendapatkan kesulitan, dan bersyukur ketika mendapatkan kelapangan. Kedua sifat baik itu menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan lainnya sebagaimana Sabda Nabi SAW.
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, seluruh urusannya itu baik ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin, jika mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur, karena pada syukur mengandung kebaikan baginya, jika mendapatkan kesusahan maka ia bersabar karena pada sabar ada kebaikan baginya.
HR. Muslim, no. 2999
Tidak hanya iman, amal sholehpun dapat menhadirkan kebahagiaan, sebab iman dan amal sholeh memiliki hubungan yang erat, iman yang kuat melahirkan amal sholeh yang beragam.
Ketika kita percaya bahwa semua yang ada pada kita adalah titipan dan milik Allah, tidak ada satu hal pun yang akan kita tahan ketika Allah menyuruh memberikannya, artinya iman kepada Allah akan melahirkan sifat dermawan, sifat itu pada gilirannya akan membebaskan kita dari kekikiran, terbebas dari sifat kikir merupakan salah satu sumber kebahagiaan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Hasyr Ayat 9 :
وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Saat setiap hela nafas dan langkah hanya untuk meraih ridha Allah SWT, maka kita sudah berhak dan memantaskan diri meraih kebahagiaan sejati.